Saya hanya tersenyum ketika membaca sebuah status http://muslimah.or.id di FB yang isinya sebagai berikut “ Seandainya intelejensia yang menjadi penilaian, niscaya wanita macam Ada Yonath sudah menjadi kandidat pemenangnya. Tapi ia hanyalah nenek-nenek tua, meski pintar. Seandainya jiwa sosial yang menjadi patokan, niscaya wanita semacam Rachel Corrie sudah menjadi kandidat pemenangnya. Tapi ia hanyalah seorang aktivis HAM Palestina, meski akhirnya mati disabet bilah buldoser tentara penjajah. Anda tidak perlu meninggalkan baju untuk dikatakan cantik . Dan andapun tidak perlu memamerkan badan untuk dikatakan mempesona. Sungguh kasihan wanita jaman sekarang banyak dieksploitasi oleh orang-orang tak bertanggungjawab. Lebih kasihan lagi bagi mereka yang tak menyadarinya… … “Istri_Anda_Adal ah_Miss_World_B agi_Anda StatusUstadz Dony Arif Wibowo “
Betul juga pernyataan diatas, kalau diperhatikan mayoritas alumni miss world bukannya menjadi peneliti atau ilmuwan tapi mayoritas dari mereka menjadi artis dan model, padahal katanya yang dinilai dari peserta juga kualitas intelektualnya.
Seorang kompasianer dengan akun Blackkapuyak menulis pada kompasiana pada tanggal 25 Agustus 2013, dengan judul yang menarik “Miss World 2013:Kompetisi Manusia Purba” salah satu pernyataannya “Menutup aurat, adalah tingkatan tertinggi dari peradaban manusia. Sementara yang hanya memakai bikini adalah standar manusia purba yang belum memiliki ilmu pengetahuan, sehingga yang ditutup hanya organ intim saja. Jadi kegiatan miss world tak lebih hanya sekedar ajang menjadi siapa perempuan yang paling mendekati kelas manusia purba”
Permisalan yang sangat tepat menurut saya. Kontes Ratu Sejagat ini tak ubahnya kontes zaman purba yang dimana waktu itu belum ditemukan kain untuk menutup bagian tubuh yang sensisitif. Dari sejarahnya saja kontes ini memang awalnya adalah kontes berpakaian bikini untuk menghormati pakaian renang yang dimulai pada tahun 1951 di Inggris.
Saya teringat ketika pada suatu pertemuan dengan seorang Narasumber, yang hanya karna perbedaan system tata kelola pemerintahan yang berbeda diterapkan oleh negara kita dengan negara barat, sampai-sampai dia mengucapkan “KACAU NEGARA KALIAN INI”. Ingin saya katakan kalau hanya perbedaan penerapan system itu tidak akan sampai membuat Negara kacau. Wajarlah perbedaan itu, karna karakteristik kita beda dengan masyarakat barat. Akan tetapi jika dalam hal ini (Miss World) beliau mengatakan “KACAU NEGARA KALIAN INI bila mengizinkan pelaksanaan Miss World ini, apa kata dunia”. Ini yang tepat.
Yang lucu juga dari pagelaran Miss Purba 2013 eeh salah Miss World 2013 maksudnya, yang konon katanya akan melibatkan kopassus untuk mengamankan acara ini. Apakah Kopassus sudah kurang kerjaan sampai-sampai dalam kegiatan yang tidak bermanfaat seperti ini mereka juga dilibatkan. Sayang sekali uang rakyat yang dipakai untuk menggaji mereka. Saya lebih bersimpati pada keberanian sebagian anggota kopassus yang terlibat dalam pemberantasan Preman di Yogya beberapa waktu yang lalu, walaupun dengan risiko dipecat dari kesatuan.
Miss World ini hanyalah icon pornografi. Miss world 1973 Marjorie Wallace, gelarnya dicabut karna berkencan dengan banyak pria. Miss World 1980 Gabriela Brum mengundurkan diri setelah tidak cukup sehari dinobatkan sebagai Miss World lantaran kasus foto telanjang.
Yang saya tunggu sebenarnya suara dari Aktivis Perempuan dalam menyikapi Miss World macam Ratna Sarumpaet, yang katanya sering membela hak-hak kaum perempuan negeri ini. Seharusnya mereka berteriak lantang menolak acara ini, karna melecehkan harkat dan martabat para wanita. Tapi kayaknya mereka pada bisu ataukah mereka juga malah mendukung?