Perang
dunia II merupakan perang terdasyat sepanjang sejarah manusia, baik
dalam segi jumlah korban maupun luas medan pertempuran. Ratusan
juta nyawa manusia melayang. Tak seperti perang dunia I yang hanya
meliputi medan Eropa saja, Perang dunia II merupakan Perang dunia yang
sesungguhnya karena melibatkan hampir semua benua, mulai dari Eropa,
Afrika bahkan Asia.
Front Eropa dikuasai oleh Jerman dan Italia,
Afrika dikuasai oleh Inggris dan Asia dikuasai oleh Jepang. Kini setelah
puluhan tahun berlalu, perang dunia II masih menyisakan banyak misteri
yang belum terpecahkan. Salah satunya adalah fakta kedatangan Nazi di
Indonesia.
Pagi-pagi buta tanggal 1 September 1939, Komando Tertinggi Jerman Mengeluarkan perintah harian yang berbunyi:
“Saat
penuh cobaan telah tiba. Tatkala semua upaya lain telah habis, maka
senjatalah yang harus memutuskan. Kami memasuki pertempuran ini dengan
menyadari bahwa keadilanlah yang menuntun kami. Kami percaya akan
Fuhrer, pemimpn kami. Maju bersama Tuhan, demi Jerman.”
Tidak ada
suatu pernyataan resmi yang dikeluarkan, baik yang ditujukan untuk
rakyat Jerman maupun dunia. Pengumuman pecahnya perang terdasyat dalam
sejarah umat manusia ini adalah dari dentuman-dentuman meriam kapal
perang Jerman Schleswig Holstein. 1,8 juta orang prajurit Jerman
menyerbu Polandia dan mengawali pecahnya perang dunia II yang
menghilangkan ratusan juta nyawa manusia. Menariknya, dari perang inilah
terjadi perubahan peta perpolitikan militer secara drastis. Singkatnya
PD II (1939-1945) membawa banyak perubahan dalam perangkat serta taktik
militer.
Adalah Jerman yang melontarkan taktik perang serta
persenjataan modern, seperti taktik Blizkrieg yang mampu menggulung
raksasa Perancis dalam waktu singkat, serta London yang dibuat hancur
dengan roket V-1 dan V-2 dan Luhtwaffe (Angkatan Udara Jerman) yang
menjadi pengguna pertama pesawat bermesin jet. Karena itu walaupun
Jerman keluar sebagai negara yang kalah dalam pertempuran ini namun
Jermanlah yang justru merubah pola pikir perang kolosal menjadi perang
modern.
Tahun 1939-1940 merupakan tahun kejayan bagi Jerman Nazi.
Polandia dapat digulung Hitler kurang dari 3 minggu tepatnya 17 hari.
Kemudian Perancis dapat ditaklukkan hanya melalui pertempuran selama
lima hari. Lalu berturut-turut negara-negara Eropa berlutut di bawah
Jerman, begitu pula dengan Belanda yang dikalahkan tahun 1940.
Kancah
pertempuran Eropa rupanya berimbas juga pada keadaan di Hindia-Belanda.
Bersamaan dengan ekspansi Jerman ke Belanda bulan Mei 1940, Pemerintah
Kolonial Belanda di Indonesia menahan sebanyak 2.436 orang Jerman.
Banyak diantara mereka merupakan pegawai kolonial, ahli budaya,
insinyur, dokter, ahli minyak bumi dan juga diplomat bahkan seniman
terkenal Walter Spies yang merupakan pendiri sekolah lukis di Bali juga
ditangkap. Kemudian orang-orang Jerman ini dimasukkan dalam kamp
pengasingan di Sumatra Utara . Proses penangkapan ini berlangsung hingga
penghujung tahun 1941.
14 Desember 1941 pasukan Jepang mendarat
di Borneo (Kalimantan). Pemerintah kolonial Belanda yang saat itu sudah
dalam keadaan genting, melihat bahayanya jika para tahanan ini jatuh ke
tangan Jepang karena Jepang telah bersekutu dengan Jerman. Maka
Pemerintah Kolonial memutuskan untuk membawa para tahanan Jerman
tersebut ke India yang merupakan koloni Inggris dengan maksud
menyerahkan tawanan tersebut ke tangan Inggris.
Pada tanggal 18
Januari 1942 berangkatlah tiga kapal berbobot 3000 ton yang membawa
tawanan. Kapal terakhir yang berangkat adalah Kapal van Imhoff dari
Sibolga, Sumatra. Celaknya kapal tersebut tidak menggunakan tanda palang
merah. Sehingga keesokan harinya tanggal 19 Januari 1942 van Imhoff
mendapat serangan dari 2 pesawat pemburu milik Jepang. Dalam keadan
panik, pasukan Belanda yang ditugaskan menjaga tawanan melarikan diri
dengan perahu kargo yang ditarik dengan perahu motor penarik. Sebelumnya
pasukan belanda tersebut telah merusak perahu sekoci, pompa air serta
alat komunikasi. Beruntung masih ada satu sekoci yang belum dirusak atau
tidak sempat dirusak, maka tawanan Jerman tersebut menaiki perahu kecil
itu. Dari 477 tawanan 411 meninggal dan yang berhasil selamat sebanyak
64 orang dapat selamat dan mencapai Nias sedangkan 2 orang lainnya
meninggal sesaat ketika mencapai Nias.
Tahun 1942 adalah tahun
yang menentukan baik di medan perang Eropa ataupun Pasifik. Walaupun
Jepang pada 8 Maret 1942 dapat mengalahkan Belanda di Indonesia namun
pada setelah pertempuran di Midway (Juni 1942) dan kemudian di kepulauan
Solomon (November 1942) yang mengakibatkan pengosongan Pulau
Guadalcanal beberapa waktu kemudian, pamor Jepang di kancah Pasifik
mulai merosot. Begitu pula dengan Jerman, operasi Barbarossa yang
dilancarkan Hitler berbuah kehancuran bahkan dalam bulan November 1942
pasukan Rusia yang dipimpin oleh Marsekal Zukov mengurung Jerman di
Stalingrad dan pada bulan November itu pula Rommel dikalahkan oleh
Montgomery di front Afrika. Puncak kemalangan Jerman terjadi pada bulan
Agustus 1943 dimana satu-satunya kilang minyak Jerman di Ploesti,
Rumania di bom habis-habisan oleh tentara udara Sekutu. Walaupun Ploesti
tetap berdiri namun hampir 50% kilang tersebut mengalami kerusakan.
Pada
bulan Mei 1943 Kriegsmarine mengadakan persetujuan dengan Jepang. Inti
persetujuan tersebut adalah untuk mengimport senjata perang yang ditukar
dengan bahan baku seperti karet, minyak, timah, molybdan, wolfram dll.
Kemudian di Jakarta Mayor Angkatan Laut Jerman, Dr. Herman Kandeler
(yang juga merupakan wakil anggota diplomatik) meminta pada Jepang villa
dan Perkebunan Helfferichs di Cikopo, Bogor diberikan kembali kepada
Jerman. Maksudnya villa dan perkebunan ini untuk dijadikan tempat
beristirahat awak U-boat yang telah mengalami pelayaran di bawah laut
selama berbulan-bulan. Kemudian perkebunan ini diserahkan kepada Alber
Vehring. Vehringlah yang menyediakan segala makanan selama awak U-boat
tersebut berada di perkebunan.
Dalam catatan hariannya Peter Marl (merupakan salah satu awak U-boat) mengatakan:
“Mereka
bisa menikmati tempat itu, surga tropis dan bisa melupakan sejenak
untuk waktu yang singkat kejamnya perang dan bahayanya pelayaran laut”.
Tercatat
selama periode 1943-1944, sebanyak 42 kapal selam telah dikirim ke
Indonesia. Bahkan U-180 telah dua kali dikirim. Namun hanya sedikit
sekali yang dapat kembali dengan selamat ke Perancis mengingat
tahun-tahun tersebut laut telah dikuasai oleh Sekutu.
sumber ilmu disini
Sukai dan Gabunglah ke fans page "SUMBER ILMU PENAMBAH WAWASAN" untuk mendapatkan update artikel menarik lainnya, yang pastinya bakal menambah wawasan pengetahuan kita. Stay tune :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Artikel Terpopuler
-
Wajah yang menua adalah hal alami yang pasti akan terjadi pada setiap orang. Tetapi pada kondisi tertentu, bisa jadi seorang wanita tampa...
-
The Fed (doc: veteranstoday.com) Mulanya saya sulit percaya menyimak kemarahan para patriot Amerika ketika mengungkap apa yang sesungg...
-
"Bisa saja saya memusnahkan semua YAHUDI di DUNIA, tapi saya sisakan sedikit saja yg hidup. agar kamu tau mengapa alasan saya membun...
-
Biar lebih yakin coba bandingkan gamber monyet ini dengan Albert Einstein yang asli. Perhatikan rambut, jidat , kelopak mata, kerutan...
-
Okearea – Gigi merupakan organ manusia yang sangat penting. Tanpa gigi manusia tidak bisa mengunyah makanan dengan gigi. Gigi berfu...
Get this widgetGet this widget